Laman

Sabtu, 25 Juni 2011

mau tahu lebih banyak tentang sponge bob? baca ini


SpongeBob SquarePants adalah sebuah serial kartun animasi yang paling populer di Nickelodeon. Pada awalnya serial kartun ini ditayangkan pada tahun 1999 di Amerika Serikat .
Di Indonesia sendiri serial ini dipopulerkan oleh LaTiVi, kemudian hak tayang acara-acara yang diproduksi oleh Nickelodeon dibeli oleh Global TV. Kartun ini diciptakan oleh seorang ahli biologi laut dan animator Stephen Hillenburg dan lalu dirilis melalui perusahaannya United Plankton Pictures Inc. Serial ini settingnya berada di Samudra Pasific di kota "Bikini Bottom" dan sekitarnya.

Watak


Tokoh utama Spongebob adalah sebuah spons laut berwarna kuning yang hidup bersama peliharaannya, Gary, seekor siput laut yang berprilaku sebagai kucing.


Spongebob tinggal bertetangga dengan sahabatnya Patrick, seekor bintang laut dan tetangga yang selalu memusuhinya: Squidward, seekor gurita yang tidak senang bersosialisasi, memiliki sifat penggerutu, dan hobi bermain terompet.Kelucuan-kelucuan dalam cerita serial ini bersumber dari perilaku sehari-hari Spongebob yang polos, optimis, selalu ceria, dan memiliki prasangka baik terhadap siapapun.

Terkadang perilaku ini membawa bencana, dimanfaatkan, atau terjadi salah pengertian kala dipadu dengan sifat-sifat mahluk lain yang tinggal di Bikini Bottom.



Tokoh-tokoh


  • SpongeBob SquarePants - tokoh utama dalam kartun ini yang berbentuk spons berwarna kuning. Spongebob tinggal di dalam rumah berbentuk nanas di dalam laut. Dia juga memelihara seekor siput yang bernama Gary. Pekerjaannya sehari- hari adalah koki di rumah makan Krusty Krab yang terkenal dengan burgernya Krabby Patty.
  • Squidward Tentacles - seekor gurita yang tinggal di dalam benteng batu. Ia tidak senang dengan kedua tetangganya yaitu Spongebob dan Patrick yang dianggap sering mengganggunya. Pekerjaan sehari-hari squidward adalah menjadi kasir di rumah makan Krusty Krab. Ia sendiri menganggap dirinya seorang seniman hebat dan orang yang pintar. Memiliki seorang saingan bernama squiliam.
  • Patrick Star - adalah seekor bintang laut sahabat Spongebob. Walaupun sering kali tidak berkonsentrasi dalam percakapannya dan terjadi salah pengertian, Patrick adalah sahabat yang baik. Patrick tinggal bersebelahan dengan rumah nanas Spongebob dan rumahnya terletak di bawah batu.
  • Eugene H. Krabs - seekor kepiting pemilik restoran Krusty Krab yang terobsesi dengan uang. Gambaran umumnya adalah kepiti ng yang tamak dan pelit dan Spongebob seringkali menjadi korban ketamakannya.
  • Sandy Cheeks (Sandy si Tupai) - adalah seekor tupai atau bajing yang tinggal di dalam laut. Karena Sandy merupakan binatang darat, kesehariannya di Bikini Bottom mengharuskannya memakai baju astronot yang memasok udara pada helmnya sehingga ia bisa bernafas didalam laut. Sandy menyukai karate, dan senang aksi-aksi berbahaya. Sandy sendiri berasal dari Texas, namun kini bertempat tinggal di Bikini Bottom dan menjadi sahabat Spongebob. Tempat tinggalnya adalah sebuah kubah akuarium kedap air dan berisi udara, Spongebob dan Patrick bila berkunjung harus terus menerus dipasok oleh air melalui mangkuk penuh berisi air yang dipakai terba lik menutupi kepala mereka. Sandy sendiri bekerja sebagai ilmuan di Treedome Corporation.
  • Gary - adalah seekor siput peliharaan Spongebob. Berbunyi seperti kucing dan memiliki sifat yang pendiam dan baik. Ia tidak suka mandi dan hanya saat akan dimandikanlah Gary membuat onar.
  • Sheldon J. Plankton - pemilik rumah makan Chum Bucket yang sepi pengunjung. Plankton percaya bahwa bila ia berhasil mencuri resep Kraby Patty maka rumah makannya akan laku keras. Jadi segala daya upaya ia kerahkan untuk mencuri resep dari rumah makan saingannya ini, namun upa yanya ini tidak pernah berhasil dan mengakibatkan kesialan untuk dirinya.Namun pada akhirnya ia mengubah restorannya menjadi toko survenir. Memiliki istri sebuah komputer bernama charon.
  • Larry Lobster - adalah seekor udang karang yang sangat kuat. Kerap kali dapat dilihat di Goon Lagoon.
  • Pearl Krabs - adalah ikan paus remaja dan merupakan anak Mister Krabs. Ia terobsesi menjadi pemandu sorak dan gemar bersenang-senang. Hobinya ini bertolak belakang dengan keinginan Mister Krab untuk menghemat uangnya.
  • Mermaidman - adalah seekor ikan duyun g tua mantan pahlawan bertopeng di Bikini Bottom. Sekarang dia tinggal bersama Barnacleboy, rekannya, di rumah jompo Shady Shoals.
  • Barnacleboy - rekan Mermaidman. Selalu dianggap anak kecil oleh Mermaidman.



Tempat dalam seri Spongebob

  • Goo Lagoon - Sebuah pantai di Bikini Bottom kerap dikunjungi Spongebob dan rekan-rekan.
  • Rock Bottom - Sebuah tempat di luar Bikini Bottom yang didiami ikan-ikan pelik.
  • Shell City - Merupakan toko cenderamata yang terletak di darat. (hanya muncul dalam film)
  • Jellyfish fields (Padang Ubur-ubur) - Tempat m emancing Ubur-ubur.
  • Krusty Krab - Restoran fastfood di mana Spongebob dan Squidward berkerja. Krusty Krab menjual penganan paling diminati selautan yakni Krabby Patty.

Minggu, 29 Mei 2011

The “BallTrack of My Life”

The “BallTrack of My Life”, Bola Golf.
Pukulan yang sangat keras melebihi pukulan Mike Tyson membentur kepalaku, dan orang2 ini hanya menyaksikan ku melintasi udara seperti tidak ada gravitasi bumi. Aku terbang, melanglang, menari, berpose, dan tidur.
Aku bertebing-tebing dua pantai dan menemuiku terbentur lagi di karang berwarna batu yang bergua. Tidak ada balerina yang menari di atas tali atau segelas air soda di sana, tapi kayu meranti sisa bangun rumah, ada. Dan, potongan2 kulit kerang putih yang menyerpih di gerus air laut.
Awal hidupku di mulai setelah berharap bertemu dengan dua orang yg sedang berjemur, berenang, dan berjemur lagi, dan berenang lagi tanpa pakaian di pantai. Karena memang pada akhirnya aku tenggelam ke dasar pantai, lubang ini terlalu dekat. Berharap itu selalu mendapat harapan. Aku bertemu dengan seorang bawahan maestro royo dan maestronya. Sebelumnya aku sudah bercakap-cakap dengan bangkai ikan kakap merah yang tinggal kepalanya saja, Bau.
Sebagai penerima pukulan kepala aku suka. Bergelambir angin dan nyungsep dan bertemu-temu.
Aku berkelana ke berbagai kota, rumah makan, penginapan, bahkan ke toilet. Berada di sebelah kiri itu rasanya sangat memuaskan, seperti tangan kiri yang tidak protes meski cebok dan ngupil.
Orang ini sangat kasih. Aku tahu itu dari sobekan yogurt cakenya yg di bagi2, dan bersepeda di tengah padang ilalalng. Makan tahu susur, cinnamon tea yang di ajari orang perancis, dan berhahahihi dengan sebotol arak. Beer juga. Dan rokok. Dan kopi. Dan kacamata dengan frame hitam.
Dengan berbagai merk, dan tujuan hidup itu mestinya dengan tersesat dulu, dan menemukan jalan, dan kembali lagi bersesat dan berkembali lagi. Lagi. Lagi. Lagi. Lagi. Lagi. Dan STOP saat kau merasa mati untuk berkacak tangan.
Terima kasih sudah mengajakku ke depan computer dan menyebarkan dunia. Aku bola golf yang menulisi tubuh dan kepalaku dengan  “balangan Oct ’10.
Petualangan ini adalah cucu dan peta dan penenteng.
Konstruksi bangunan tidak akan menghentikan langkahku untuk sampai ke sarang orang utan, sungai di langkat, dan pulau Sumba.
Angin, sebarkan kegilaan ini ke udara.
Sambak, di rumah seorang teman yang aku pinjam komputernya. Magelang.
(menghabiskan 7 batang rokok dan gorengan yang tidak mau disebutkan identitasnya).
Bola Golf, yg aku temukan di dasar pantai balangan Bali dengan segala kenanganya itu. Judulnya adalah ; The balltrack of my life. Have a great day everybody. ;)

Sabtu, 16 April 2011

Happy Birth Day Charlie Chaplin

pertamanya saya nggak tahu siapa itu charlie chaplin (payah sekali), saat saya googling, ternyata dia adalah seniman besar asal london yang sudah menginspirasi seniman2 sejenis. meskipun saya tidak kenal betul dengan orang ini, tapi saya tahu dia adalah sosok yang berpengaruh di dunia seni peran.


I was founded in wikipedia :
Sir Charles Spencer Chaplin, Jr. KBE (lahir di East Street, Walworth, London, 16 April 1889 – meninggal di Vevey, Swiss, Swiss, 25 Desember 1977 pada umur 88 tahun), atau Charlie Chaplin, adalah aktor komedi Inggris yang merupakan salah satu pemeran film terkenal dalam sejarah Hollywood di era film hitam putih, sekaligus sutradara film yang sukses. Aktingnya di layar perak menjadikan Charlie Chaplin sebagai salah satu artis pantomim dan badut terbaik yang sering dijadikan panutan bagi seniman di bidang yang sama.
Chaplin adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dan paling kreatif di era film bisu. Di dalam film-filmnya, Chaplin dikenal suka merangkap-rangkap, mulai dari peran utama, sutradara, penulis naskah, hingga pengisi ilustrasi musik. Karier di dunia hiburan berlangsung selama 65 tahun, dirintisnya sebagai pemeran cilik di panggung zaman Victoria dan pertunjukan komedi music hall di Inggris, dan terus berkarya hingga sebelum meninggal di usia 88 tahun. Kehidupan Chaplin penuh pasang surut, mulai dari masa kecil yang dibalut kemiskinan, hingga tiba di puncak ketenaran bintang Hollywood sekaligus simbol budaya. Kehidupan pribadinya yang gemerlap mengundang banyak sanjungan sekaligus kontroversi.
Di dalam film-filmnya, Chaplin sering memerankan karakter "The Tramp", seorang gelandangan berpotongan kumis petak yang memiliki etiket dan martabat seorang bangsawan. Kostum berupa jas kesempitan, celana panjang yang kebesaran, serta ke mana-mana membawa tongkat dan memakai topi tinggi.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Masa kecil

Charlie Chaplin lahir tanggal 16 April 1889 di East Street, daerah pasar yang ramai di Walworth, sebelah selatan kota London. Kedua orang tuanya yang bekerja sebagai artis penghibur pertunjukan komedi music hall bercerai sebelum Chaplin menginjak usia 3 tahun.
Menurut data sensus tahun 1891, Chaplin tinggal bersama kakak dan ibunya yang bernama Hannah di Barlow Street, Walworth. Sewaktu masih kanak-kanak, ibunya mengajak Chaplin tinggal berpindah-pindah di sekitar Kennington Road, kawasan Lambeth, London.
Ayah kandungnya yang bernama Charles Chaplin Senior adalah keturunan orang Roma, seorang peminum dan hanya sekali-kali saja menghubungi putranya. Ketika ibunya sedang sakit, Chaplin sempat dititipkan di rumah sang ayah yang ketika itu tinggal bersama seorang wanita simpanan. Rumah tersebut ada di 287 Kennington Road, dan sekarang terdapat plakat peringatan yang menyatakan Charlie Chaplin pernah tinggal di sana.
Ketika masih berusia 12 tahun, Chaplin ditinggalkan sang ayah untuk selama-lamanya. Chaplin dan kakak sekandung lain bapak yang bernama Sydney Chaplin menjadi tanggung jawab sang ibu, Hannah Chaplin. Malang tidak bisa ditolak, ibu Chaplin menderita Skizofrenia dan akhirnya harus dirawat di rumah sakit jiwa Cane Hill di Coulsdon.
Chaplin terpaksa tinggal di rumah penampungan orang miskin, bekerja untuk imbalan makan dan tempat berteduh di kawasan Lambeth, London. Setelah tinggal di sana beberapa minggu, Chaplin dimasukkan sekolah asrama penampungan anak terlantar bernama Central London District School di Hanwell.
Kakak-beradik Chaplin berjuang bahu-membahu agar bisa bertahan hidup. Chaplin bersaudara tertarik tampil dalam pertunjukan komedi Music Hall di usia yang sangat dini, dan ternyata keduanya memiliki bakat akting alami. Masa kecil Chaplin yang dikungkung kemelaratan nantinya sangat berpengaruh terhadap karakter yang diperankan dan tema film yang dibuatnya.
Tanpa diketahui Chaplin bersaudara, sang ibu ternyata masih memiliki seorang putra bernama Wheeler Dryden yang dibesarkan ayah kandungnya di luar negeri. Wheeler Dryden, adik sekandung Chaplin ini nantinya bergabung dengan Chaplin bersaudara, dan bekerja untuk studio Chaplin di Hollywood.
Di tahun 1928, ibu Chaplin wafat di Hollywood, setelah 7 tahun tinggal di Amerika Serikat atas ajakan ketiga putranya yang sudah sukses.

[sunting] Dunia panggung

Chaplin pertama kali naik panggung di tahun 1894 sewaktu masih berusia 5 tahun. Tanpa persiapan sebelumnya, di sebuah teater di Aldershot, Chaplin secara mendadak diminta menggantikan ibunya. Sewaktu masih kecil, Chaplin sakit keras dan harus berbaring di tempat tidur selama berminggu-minggu. Di malam hari, ibunya duduk di bingkai jendela, bercerita sambil mendramatisasi kejadian pada hari itu. Chaplin pertama kali naik panggung dengan mendapatkan bayaran setelah bergabung dengan kelompok penari The Eight Lancashire Lads yang mementaskan pertunjukan music halls di Britania. Di tahun 1900, berkat bantuan Sydney (kakak sekandungnya), Chaplin yang waktu itu berusia 11 tahun mendapat peran sebagai kucing jenaka dalam pantomim Cinderella di London Hippodrome. Di tahun 1903, Chaplin tampil dalam Jim: A Romance of Cockayne, diikuti peran rutinnya sebagai Billy anak pengantar koran dalam Sherlock Holmes yang terus dijalani hingga tahun 1906. Chaplin tampil berikutnya dalam acara variety Casey's Court Circus, dan tahun berikutnya sebagai badut dalam kelompok komedi slapstik Fun Factory di bawah asuhan Fred Karno.

[sunting] Pertunjukan di Amerika

Chaplin pertama kali ke Amerika mengikuti pertunjukan keliling kelompok asuhan Fred Karno dari tahun 1910 hingga 1912. Setelah balik ke Inggris dan berada di sana selama 5 bulan, Chaplin kembali berangkat ke Amerika dan tiba di sana tanggal 2 Oktober 1912. Kedatangan Chaplin yang kedua di Amerika juga masih bersama kelompok Fred Karno. Arthur Stanley Jefferson yang kemudian dikenal sebagai Stan Laurel turut serta dalam rombongan dan menjadi teman sekamar Chaplin di asrama. Laurel akhirnya pulang ke Inggris, tapi Chaplin tetap bertahan di Amerika. Di akhir tahun 1913, produser film Mack Sennett terkesan dengan akting Chaplin yang waktu itu sedang bermain untuk rombongan Karno. Sennet mengontrak Chaplin yang setuju untuk bermain dalam film-film yang diproduksi studio Keystone Film. Film pendek Making a Living, komedi satu reel yang dirilis 2 Februari 1914 merupakan penampilan pertama Chaplin di layar perak.

[sunting] Perintis dunia sinema

Kid Auto Races in Venice (1914). Film kedua Chaplin dan debutnya dengan kostum Tramp
Film-film awal Chaplin diproduksi pada tahun 1914 di Keystone Studios yang merupakan tempat Chaplin belajar teknik pembuatan film, sekaligus mengembangkan karakter Tramp. Chaplin pertama kali memperkenalkan karakter Tramp kepada publik melalui film keduanya, Kid Auto Races at Venice (diedarkan 7 Februari 1914) dan film ketiganya Mabel's Strange Predicament (9 Januari 1914).
Di akhir kontrak dengan Keystone, Chaplin sudah bisa menyutradarai dan menyunting sendiri film-film pendek yang dibuatnya. Film-film tersebut ternyata sukses besar. Di tahun 1915, Chaplin menyetujui kontrak satu tahun dengan studio Essanay. Setelah itu, kontrak bernilai besar untuk selusin film komedi tipe dua reel disepakati Chaplin dengan studio Mutual Film di tahun 1916. Studio memberinya kebebasan artistik yang nyaris tanpa batas. Dalam dalam jangka waktu 18 bulan, Chaplin berhasil menyelesaikan 12 judul film. Film-film ini nantinya berhasil menjadi film komedi klasik dan tetap masih bisa menghibur hingga sekarang. Di kemudian hari, Chaplin mengenang masa bersama studio Mutual sebagai periode paling membahagiakan dalam kariernya.
Studio Charlie Chaplin (tahun 1922)
Setelah kontrak dengan studio Mutual habis di tahun 1917, Chaplin menandatangani kontrak produksi 8 film tipe dua reel dengan studio First National. Selain pembiayaan dan distribusi film-film (1918-1923) yang ditanggung studio First National, kebebasan artistik seluruhnya berada di tangan Chaplin. Dengan kebebasan berkreasi ada di tangan, Chaplin membangun studio Hollywood sendiri. Pada periode ini tercipta film-film Chaplin yang tak lekang dimakan waktu, dan masih bisa dijadikan panutan bagi pembuat film yang lain. Film-film yang diproduksi Chaplin bersama First National berupa film komedi dengan masa putar singkat, misalnya: A Dog's Life (1918) dan Pay Day (1922), ditambah film dengan masa putar lebih panjang, misalnya: Shoulder Arms (1918), dan The Pilgrim (1923). Film Chaplin asal periode ini dengan masa putar standar dan berhasil menjadi klasik adalah The Kid (1921).
Di tahun 1919, Chaplin mendirikan distributor film United Artists bersama-sama Mary Pickford, Douglas Fairbanks, dan D. W. Griffith. Mereka berempat berusaha melepaskan diri dari sistem monopoli yang dipegang distributor film dan pemilik modal di Hollywood. Usaha ini berhasil, dan kemandirian Chaplin sebagai pembuat film tetap terjamin berkat adanya kendali penuh atas film yang diproduksi di studio milik sendiri. Nama Chaplin terus tercatat sebagai anggota dewan direktur UA hingga di awal tahun 1950-an.
Seluruh film Chaplin yang diedarkan United Artists bermasa putar standar, dimulai dari A Woman of Paris (1923), diikuti film The Gold Rush (1925) yang nantinya menjadi klasik, dan diakhiri dengan The Circus (1928).
Film-film bisu yang hingga sekarang dianggap sebagai karya terbesarnya, City Lights (1931) dan Modern Times (1936) justru dibuat Chaplin ketika dunia sinema sudah mengenal film bersuara. Di kedua film tersebut, Chaplin mengerjakan sendiri efek suara dan ilustrasi musik. Film City Lights mungkin berisi keseimbangan sempurna antara komedi dan sentimentalitas ala Chaplin. Adegan terakhir film City Lights dipuji kritikus James Agee yang berkomentar di majalah Life tahun 1949 sebagai: "sepotong akting paling hebat yang pernah direkam seluloid".
Film bersuara karya Chaplin yang dibuat di Hollywood adalah: The Great Dictator (1940), Monsieur Verdoux (1947), dan Limelight (1952).
Film "Modern Times" (1936), Chaplin sedang makan dilayani mesin.
Walaupun pembuat film lain sudah beralih pada film bersuara, Chaplin bertahan untuk tidak ikut-ikutan. Film bersuara sudah dikenal sejak tahun 1927, tapi Chaplin terus bertahan dengan film-film bisu selama dekade 1930-an. Film Modern Times (1936) adalah film bisu, tapi memperdengarkan dialog yang keluar dari benda-benda mati, seperti radio atau pesawat televisi. Chaplin memang sengaja membuatnya seperti itu untuk membantu penonton film di tahun 1930-an yang tidak lagi terbiasa melihat film bisu. Film Modern Times sekaligus film pertama yang memperdengarkan suara Chaplin (pada lagu yang dipasang di akhir film). Walaupun demikian, film ini masih dianggap film bisu oleh sebagian penonton, sekaligus akhir dari era film bisu karya Chaplin.
Chaplin dikenal sebagai artis serba bisa, koreografi film Limelight (1952) dikerjakannya sendiri, begitu pula lagu latar film The Circus (1928). Lagu berjudul "Smile" merupakan ciptaan Chaplin yang paling terkenal di antara semua lagu yang pernah ditulisnya. Ditulis untuk film "Modern Times", lagu "Smile" diberi tambahan lirik untuk dinyanyikan Nat King Cole sewaktu ingin diedarkan kembali di tahun 1950-an. Lagu "This Is My Song" dari film terakhir Chaplin, "A Countess From Hong Kong" berhasil menjadi hit dalam berbagai bahasa di tahun 1960-an (terutama versi Petula Clark). Film Limelight berisi lagu tema berjudul "Eternally" yang berhasil menjadi hit di tahun 1950-an.
Ilustrasi musik untuk film Limelight yang dikerjakan Chaplin mendapat nominasi Academy Awards di tahun 1972. Hal ini dimungkinkan karena pertunjukan perdana di Los Angeles tertunda selama dua dekade.
Chaplin dan Jackie Coogan dalam film The Kid (1921)

[sunting] Academy Awards

Chaplin memenangkan 2 penghargaan kehormatan Academy Awards. Waktu itu belum ada prosedur audit pemungutan suara, dan penghargaan Oscar yang pertama dibagi-bagikan pada 16 Mei 1929 berdasarkan pembagian kategori yang sangat luwes. Chaplin mulanya dinominasikan sebagai Aktor Terbaik dan Sutradara Komedi Terbaik untuk karyanya The Circus, tapi namanya ditarik kembali dan dewan Academy justru memutuskan untuk memberi penghargaan istimewa untuk "kegeniusan, kemampuan serba bisa dalam akting, penulisan, penyutradaraan, dan produksi film The Circus". Film lain yang menerima penghargaan istimewa pada tahun itu adalah The Jazz Singer.
Penghargaan kehormatan yang kedua dari Academy diterima Chaplin 44 tahun kemudian di tahun 1972. Chaplin menerima penghargaan atas "pengaruh tak terhingga yang dibuatnya dan menjadikan film sebagai bentuk seni abad ini". Chaplin keluar dari pengasingannya untuk menerima penghargaan ini. Setelah Chaplin menerima penghargaan, para hadirin berdiri memberikan sambutan tepuk tangan selama 5 menit penuh yang hingga sekarang tercatat sebagai standing ovation terlama sepanjang sejarah Academy Award.
Chaplin juga pernah masuk nominasi sebagai penerima penghargaan Academy untuk Aktor Terbaik, Skenario Asli Terbaik, dan Film Terbaik untuk karyanya The Great Dictator, tapi gagal. Film Monsieur Verdoux (1947) juga pernah dicalonkan sebagai Skenario Asli Terbaik, namun lagi-lagi gagal meraih penghargaan. Sewaktu masih aktif sebagai pembuat film, Chaplin pernah menyatakan ketidakpuasannya pada Academy Awards. Putranya yang bernama Charles Jr. bercerita tentang tindakan Chaplin menjadikan penghargaan Oscar yang diterimanya di tahun 1929 sebagai pengganjal pintu yang menjadi sebab kemarahan dewan Academy di tahun 1930-an. Hal ini mungkin menjadi alasan film City Lights sama sekali tidak pernah masuk nominasi, padahal berbagai hasil jajak pendapat sepakat film ini sebagai salah satu film terbesar dalam sejarah layar perak.
Di usia lanjut, Chaplin pernah memperoleh Academy Award yang didapatnya dari hasil kompetisi dan bukan secara kehormatan. Di tahun 1973, film Limelight (1952) mendapat penghargaan Oscar untuk Academy Award untuk Ilustrasi Musik Asli (Best Music in an Original Dramatic Score). Chaplin membintangi film ini bersama Claire Bloom, serta tampil secara cameo bersama Buster Keaton yang merupakan satu-satunya penampilan kedua komedian terbesar dalam satu film. Setelah film selesai diproduksi, kecenderungan politik yang dianut Chaplin menyebabkan film Limelight tidak jadi diputar di Los Angeles. Pemutaran di Amerika Serikat baru berlangsung di tahun 1972, sehingga film ini walaupun diproduksi tahun 1952 berhak masuk nominasi.

[sunting] Karya terakhir

Dua film terakhir Chaplin dibuat di London: A King in New York (1957) yang dibintanginya sendiri (sekaligus penulis skenario dan sutradara), dan A Countess from Hong Kong (1967) dengan bintang Sophia Loren dan Marlon Brando. Film A Countess from Hong Kong merupakan penampilan Chaplin yang terakhir, tampil singkat secara cameo sebagai awak kapal yang sedang mabuk laut.
Dalam otobiografi berjudul My Life in Pictures terbitan tahun 1974, Chaplin menuturkan bahwa dirinya sudah menulis skenario untuk dibintangi Victoria, putri terkecilnya. Kalau skenario yang diberinya judul The Freak jadi diproduksi, Victoria akan diberi peran sebagai bidadari. Menurut Chaplin, skenario film ini sudah selesai dan latihan praproduksi sudah dimulai (buku ini memuat foto Victoria lengkap dengan kostumnya), tapi produksi dihentikan karena Victoria menikah. Chaplin menambahkan, "Kapan-kapan, pasti aku buat." Kesehatan Chaplin terus menurun di tahun 1970-an, dan meninggal sebelum angan-angannya terwujud.
Salah satu karya yang diketahui sebagai karya terakhir Chaplin adalah ilustrasi musik yang ditulisnya untuk memperbarui A Woman of Paris, karyanya yang kurang sukses di tahun 1923.

[sunting] Dikelilingi wanita

Chaplin dikelilingi banyak wanita yang berpengaruh penting dalam hidup dan kariernya.
Charlie Chaplin dan Paulette Goddard dalam film Modern Times (1936). Penampilan terakhir di layar perak bagi karakter Tramp.

[sunting] Hetty Kelly

Cinta pertama Chaplin adalah pada Hetty, penari yang ditemuinya di London ketika Hetty masih berusia 15 tahun dan Chaplin 19 tahun. Chaplin tergila-gila dan melamarnya, tapi ditolak. Chaplin memutuskan keduanya untuk tidak saling berjumpa lagi, walaupun keputusan ini membuat hatinya hancur. Hetty tewas menjadi korban epidemi influenza tahun 1918.

[sunting] Edna Purviance

Chaplin dan aktris lawan main tetapnya, Edna Purviance terlibat hubungan asmara sewaktu memproduksi film-film di studio Essanay dan Mutual dari tahun 1916 hingga 1917. Hubungan mereka tampaknya putus di tahun 1918, dan keduanya tidak mungkin rujuk sebab Chaplin menikah dengan Mildred Harris di akhir tahun yang sama. Edna terus berperan sebagai peran utama wanita di film-film Chaplin sampai tahun 1923, dan terus menerima gaji dari Chaplin hingga wafat tahun 1958.

[sunting] Mildred Harris

Mildred yang berusia 16 tahun menikah dengan Chaplin yang sudah berusia 29 tahun pada 23 Oktober 1918. Pernikahan ini akibat Mildred yang masih di bawah umur mengira dirinya sudah hamil. Di antara keduanya lahir Norman Spencer Chaplin (dikenal sebagai "The Little Mouse") yang meninggal sewaktu masih kecil. Chaplin dan Mildred bercerai tahun 1920.

[sunting] Pola Negri

Dari tahun 1922–1923, Chaplin terlibat hubungan dengan aktris Pola Negri yang baru datang dari Polandia untuk memulai karier di Hollywood. Hubungan mereka berdua sangat unik, dan tidak seperti biasanya Chaplin mau terang-terangan membeberkan hubungannya dengan wanita di muka publik. Penulis biografi Chaplin sebagian berpendapat hubungan Chaplin dan Pola adalah semata-mata untuk publisitas.

[sunting] Lita Grey

Di usia 35, Chaplin berhubungan dengan Lita Grey yang berusia 16 tahun sewaktu persiapan film The Gold Rush. Setelah Lita hamil, mereka menikah tanggal 26 November 1924. Perkawinan menghasilkan 2 anak, aktor Charles Chaplin Jr. (1925–1968) dan Sydney Earle Chaplin (1926–). Perkawinan ini menjadi bencana karena keduanya tidak saling cocok. Chaplin dan Lita bercerai tahun 1928, dan menerima uang tunjangan perceraian yang jumlahnya memecahkan rekor pada saat itu. Chaplin harus membayar 825.000 dolar AS kepada bekas istrinya, ditambah 1 juta dolar AS untuk mengurus perkara ini. Perceraian ini begitu sensasional hingga membuatnya stres, dan diduga sebagai penyebab memutihnya rambut Chaplin. Penulis biografi Chaplin, Joyce Milton menulis dalam buku Tramp: The Life of Charlie Chaplin bahwa pernikahan Chaplin-Grey merupakan inspirasi novel Lolita karya Vladimir Nabokov di tahun 1950-an.

[sunting] May Reeves

May mulanya diterima bekerja sebagai sekretaris pribadi untuk menemani Chaplin dalam perjalanan panjang ke Eropa (1931-1932). Tugas May nantinya membacakan surat-surat pribadi yang ditujukan kepada Chaplin, tapi baru sepagian bekerja, May dipertemukan dengan Chaplin yang langsung jatuh cinta. Keduanya menjadi sangat lengket hingga Syd kakak Chaplin jadi sebal. Setelah Syd ikut terlibat asmara May, hubungan cinta segitiga ini berakhir dan May keluar dari rombongan Chaplin. Reeves mengisahkan hubungan singkatnya dengan Chaplin dalam buku The Intimate Charlie Chaplin.

[sunting] Paulette Goddard

Chaplin terlibat hubungan asmara sekaligus hubungan kerja dengan aktris Paulette Goddard dari tahun 1932-1940. Pada waktu itu, Goddard tinggal di rumah kediaman Chaplin di Beverly Hills. Chaplin "menemukan" bakat Goddard dan memberikannya peran utama wanita untuk film Modern Times dan The Great Dictator. Status pernikahan dengan Chaplin yang tidak mau dijelaskan Goddard membuat namanya dicoret dari calon pemeran Scarlett O'Hara untuk film Gone with the Wind. Setelah berpisah di tahun 1940, Chaplin dan Goddard mengaku keduanya pernah menikah diam-diam di tahun 1936. Pengakuan ini kemungkinan dibuat untuk mencegah rusaknya karier Goddard, karena secara pribadi Chaplin pernah mengaku tidak menikahi Goddard secara resmi. Chaplin membayar sejumlah tunjangan perceraian untuk Goddard setelah perkawinan secara hukum adat di antara keduanya berakhir damai di tahun 1942.

[sunting] Joan Berry

Chaplin sempat sebentar terlibat hubungan asmara dengan aktris Joan Berry di tahun 1942. Chaplin ingin memasangnya sebagai peran utama wanita dalam film yang akan diproduksi. Hubungan mereka berakhir setelah Joan mulai menunjukkan gejala sakit jiwa. Keterlibatan singkat Chaplin dengan Joan nantinya banyak membuat repot. Setelah melahirkan anak di tahun 1943, Joan menuntut Chaplin untuk bertanggung jawab. Walaupun tes darah menunjukkan anak yang dilahirkan Joan bukanlah anak Chaplin, pengadilan tidak menerima tes darah tersebut sebagai bukti. Chaplin diperintahkan membayar dukungan finansial bagi anak Joan.

[sunting] Oona O'Neill

Sewaktu berperkara dengan Joan Berry, Chaplin bertemu dengan Oona O'Neill, putri Eugene O'Neill, dan menikahinya tanggal 16 Juni 1943. Chaplin di usianya yang ke 54, sedangkan Oona baru 17 tahun. Setelah perkawinan berlangsung, ayah Oona sampai meninggal dunia tidak pernah menghubungi atau mau dihubungi putrinya. Chaplin dan Oona ternyata saling akur, Oona merindukan cinta laki-laki dengan sosok kebapakan, sebaliknya Chaplin haus kesetiaan seorang wanita muda. Perkawinan ini sekaligus digunakan Chaplin untuk mengangkat popularitasnya di mata publik yang mulai menurun. Pernikahan dikaruniai 8 anak, berlangsung lama dan bahagia. Putra Chaplin dari Oona ada 3 orang: Christopher, Eugene, dan Michael Chaplin, serta 5 putri: Geraldine, Josephine, Jane, Victoria, dan Annette-Emilie Chaplin.

[sunting] Gelar ksatria

Chaplin menerima gelar Knight Commander of the British Empire (KBE) dari Ratu Elizabeth II pada 4 Maret 1975. Nama Chaplin pertama kali diusulkan sebagai penerima di tahun 1931, dan masuk dalam daftar calon untuk yang kedua kali pada tahun 1956, tapi diveto pemerintah Konservatif yang tidak ingin merusak hubungan dengan Amerika Serikat di tengah ketegangan Perang Dingin dan Krisis Terusan Suez.

[sunting] Tutup usia

Chaplin wafat di usia 88 tahun dalam tidurnya pada Hari Natal tahun 1977, di Vevey, Swiss. Chaplin dimakamkan di Pekuburan Corsier-Sur-Vevey di Corsier-sur-Vevey, Kanton Vaud, tapi makamnya dipindah di dekat Danau Jenewa setelah pernah dicuri sekelompok orang.

[sunting] Kunjungan ke Indonesia

[sunting] Filmografi

Tanggal rilis ditulis di dalam tanda kurung
Keystone Studios
(*) tidak ditulis/disutradarai Charlie Chaplin
1914
Essanay
1915
1916
1918
  • 50. Triple Trouble (disusun 2 tahun setelah Chaplin keluar dari studio Essanay dari karya Chaplin yang belum selesai)


Lain-lain:
Mutual Film
1916
1917
First National
1918
1919
1920
1922
1923
United Artists
1923
1925
1928
1931
1936
1940
1947
1952
Produksi yang lain
1957
1959
  • 81. The Chaplin Revue (1 September) (Kumpulan film pendek sewaktu dikontrak studio First National: A Dog’s Life, Shoulder Arms, dan The Pilgrim yang disunting Chaplin menjadi film bermasa putar standar).
1967

[sunting] Catatan kaki

  1. ^ "Charlie Chaplin Kepincut Ngamplang", Pikiran Rakyat, 23 Juni 2006. Diakses pada 4 Februari.
  2. ^ "Sekelumit Sejarah Bangunan Hotel Savoy Homann", Hotel Savoy Homann, 23 Juni 2006. Diakses pada 4 Februari.
  3. ^ "Spencer Dryden". http://jeffersonairplane.com/spencer.html. Diakses pada Kesalahan: waktu tidak valid. 

[sunting] Daftar pustaka

  • Charles Chaplin: My Autobiography. Simon & Schuster, 1964.
  • Charles Chaplin: Die Geschichte meines Lebens. Fischer-Verlag, 1964. (germ.)
  • Charlie Chaplin Die Wurzeln meiner Komik in: Jüdische Allgemeine Wochenzeitung, 3.3.67, gekürzt: wieder ebd. 12.4. 2006, S. 54 (germ.)
  • Charles Chaplin: My Life in Pictures. Bodley Head, 1974.
  • S. Frind: Die Sprache als Propagandainstrument des Nationalsozialismus, in: Muttersprache, 76. Jg., 1966, S. 129-135. (germ.)
  • Victor Klemperer: LTI - Notizbuch eines Philologen. Leipzig: Reclam, 1990. ISBN 3-379-00125-2; Frankfurt am Main (19. A.)2004 (germ.)
  • David Robinson (2nd edition 2001) Chaplin: His Life and Art . McGraw-Hill.
  • Jeffrey Vance (2003) Chaplin: Genius of the Cinema. Abrams: New York.

HAPPY BIRTH DAY MR. Charlie. :)

Minggu, 02 Januari 2011

Welcome di Chat Box saya dan Happy new year (Maaf agak telat)

Tidak ada yang special di tulisan kali ini, hanya saja saya inigin memberi tahu bahwa sekarang saya sudah melampirkan chat box di blog saya, karena terkadang teman saya yang tidak mempunyai akun di google masih suka kesusahan untuk meninggalkan komentar di blog saya, padahal settingan saya sudah yang semua anonyme bisa leave comment. Jadi kemarin saya iseng-iseng searching bagaimana cara melampirkan chat box di blog kita. dan ternyata tidak terlalu sulit seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Ini adalah inisiatif saya bagi teman-teman yang ingin meninggalkan short message di chatbox, dan lebihmudah bukan?. Have fun. Happy new Year everybody, maaf kalau sedikit telat.

Sabtu, 06 November 2010

kekuatan jempol

ada sesuatu yang ingin saya sampaikan,, ini saya menyadarinya setelah saya mengalaminya sendiri kejadian2 ini...
yaps...kekuatan jempol.

ceritanya berawal dr tidak ada motor dan kepepet..kadang manusia jadi brilliant disaat kepepet *nggak bisa buat acuan statement yg ini, cukup buat saya saja ya*..
waktu itu pas tanggal 4 november 2010,pukul 15:00 WITA.

saya adalah salah satu yg agak gedeg sama nunggu,bawaanya resah aja, mondar mandir, gulang guling dan mati gaya. tapi masih mending nunggu sih daripada ditungguin, apalagi kalo ditungguin pas lagi boker *kayak di toilet2 stasiun atau kapal, rasanya yg mau keluar tiba2 masuk lagi gara ada yg nungguin, apa lagi kalo pintu digedor2...malah bikin prosesi boker semakin lama karena saya harus konsentrasi dan kontraksi gass poll...ampun deh buat yg satu ini*..nah, yang ni ceritanya nunggu,,nunggu motor dateng.

ngapain sih saya nunggu motor?...kebetulan kejadian ini saya alami di bali yang notabenenya jarang ada angkutan umum, kalopun ada yg paling banter adalah ojek dan taksi, iya kalo didaerah2 yang rame, kalo yg sepi? mau nunggu taksi sampek jenggotan juga rasanya satu susah *kecuali nelpon,,,yg ini mah ga usah ditanya*..padahal sih, alasanya yg klasik banget,,ga ada duit...hehe...boro2 buat bayar taksi ya, mending buat mampir ke warung banyuwangi deh duitnya,,ojek?,,,sama aja, mahal.
waktu itu nungguin motor boss saya sih sebenernya, tapi emang kebetulan lagi di pake *saya lupa waktu iu dipakek kemana, tp yg jelas tidak memungkinkan untuk balok ke kos dalam waktu dua jam,,,jam kerja saya adalah dari jam 5 sore sampai jam 1pagi, biasanya sih saya ga bali ke kos kalo ga penting2 amat, waktu itu balik ke kos karena emang cucian dikos udah menumpuk *hanya dua stel sih*, kosan itu sebenarnya kosan boss saya, tapi emang saya untuk sementara waktu numpang dulu,,belum butuh2 amat saya nyari kos sendiri. jarak antara kos dan tempat kerja lumaya jauh, kos saya didaerah kebo iwa (denpasar) dan tempat kerja di seminyak *itu kenapa saya males banget balik ke kos kalo ga butuh2 amat*, mungkin ini sekitar berkilo2 meter, mungkin belasan,atau duapuluhan *saya ga yakin, soalnya jalanya muter2, banyak perempatan yg dilewatin dan berkelok2*,, lewat sekolahan, sawah, pemukiman, ruko2, dan satu lagi yang menarik, yaitu kos2anya *baca: lapas* sang super star teror alias amrozi.,,di kos2an amrozi ini sepanjang tembok pinggir jalan dipenuhi kawat berduri di bagian atasnya, dan temboknya tinggi banget cuy,,ada menara pengintaianya yang juga kelihatan..OK, udah buat kos2anya amrozi sekarang balik ke judul...

nahan pengen tepat nyampak tempat kerja rasanya kayak kebelet pipis, sejak sekolah, saya paling anti sama telat, kalo udah feeling "kayaknya telat nieh",widiih,,langsung kepengen pipis dicelana dalem..disaat inilah lampu pijar yg ada diubun2 saya nyala,,tapi ga ada suara "thiiing"nya atau "ahaaaa"..lampu pijar itu seolah menerangi saya yg sedang berada dikegelapan hingga akhirnya saya melihat jempol tangan kanan saya...
betapa hebatnyaaa,,,saya kan punya jempol..saya bisa nyampek di seminyak tanpa harus nunggu motor boss saya balik hanya dengan jempol *dan muke tebel dan sepik2 juga sih,,rasanya ke tiga unsur harus terpenuhi*...berkemaslah saya bawa baju ganti yg sudah bersih buat ganti ditempat kerja untuk beberapa hari, dua baju bisa buat 4-5 hari,hebat kaaaan?..berangkat deh,,,pas keluar dapet 20-30 langkah *sebenarnya saya nggak ngitung2 juga, cuman orang gila yg ngitung2 langkah, da pas kibra kali ya...* saya baru ingat bahwa saya nenteng plastik kresek yg isinya baju ganti,,emang sih, intinya itu yang mau saya bawa, tapi kalo harus nenteng2 kresek kok kayaknya ribet banget, balik deh ke kos lagi buat ngambil tas gendong ijo saya *tas ini udah menemani saya kemana2,,,merek insight yang saya beli di planet surf di mall karawaci tangerang seharga 400rb kurang 10rb, dan setiap kali ditanya orang,,ini tas loe berapa harganya? saya selalu jawab,,murah kok, cuman 90an ribu,,dan selalu aja dipercaya,,hadeuuuh,,payah banget deh saya soal milih2 barang sama nawar,,,tapi sekalinya mau nawar bisa alot banget kayak daging ayam kampung yang udah bertahun2*.. berbekal tas gendong dan pede saya meluncur menuju jalan raya, seperti yang saya katakan tadi banyak perempatan, jadi kemungkinan jempol saya bakalan tampil berkali-kali,,,jempol ini saya gunakan untuk wakil mulut bilang "saya butuh tumpangan" sebenarnya selalu ada keterkaitan antara jempol, bibir dan tas saya *saya yakin anda nggak mau saya membahas hal ini*, tapi di indonesia rasanya masih banyak yg belom ngarti deh..keluar gang saya dapet korban...
1. Motor,,,
naik motor orang bali, sayangnya saya hanya mak kucrut naik selama beberapa menit,,,mungkin hanya 3 menit karena ternyata kita berbeda tujuan, saya belok kanan, sementara si bapak belok kiri,,eh lurus ding, soalnnya ini pertigaan,,dipertigaan ini terdapat sebuah POM bensin dimana saya pernah dipelototin orang segambreng gara2 saya ga bisa buka jok tempat tangki bensin padahal antrian dibelakang udah wuuuuuuu, panjangnya *untung ditolongin sama bli POM bensinya, kalo inget jadi malu deh waktu itu,,,muka saya pasti kelihatan bego banget...ampuun..

2. Mobil Colt Buka
(yang biasa bawa sayur2an dr tempat panen ke pasar, tapi yang ini yang dibawa 2 onggok manusia yang lagi tidur pules, saya sampek heran, padahal panasnya naujubulah gini bisa2nya tuh dua orang tidur dengan nyenyaknya, setidaknya pengamatan saya begitu,,nggak tahu juga kalo sebenernya mereka cuman pura2 tidur,,soalnya mukanya ditutupin kaos,,,kikiki)

setelah saya jalan beberapa meter tanpa ada yg menghiraukan acungan jempol saya, akhirnya ada juga yang sigap mandegkin mobilnya buat saya,,mereka tahu betul bahwa saya lagi butuh tumpangan,,setiap saya acungin jempol, ada aja yg nglihatin kayak lagi mikir "ngapain sih nieh orang acung2 jempol ke gw,,situ OK?"...whatever lah, toh cuman sekilas ini *jurus jitu anti malu*. si mas2 yang besedia ini berasal dr kediri setelah saya ngobrol2 didalam mobil yang lagi2 saya harus turun di pertigaan karena beda tujuan, mereka lurus, saya belok kiri...dengan mengucapkan terimakasih dan lambaian tangan yg indah kami mengakhiri perbincangan dan perdudukan berdampingan dengan mas kondektur yang cukup desek itu,,biar desek2an masih mending drpd saya gempor jalan kaki..pertigaan ini ada simbol dimana simbol ini saya jadikan patokan pertama kali saya melewati jalur ini untuk pertama kalinya biar ga kesasar, yaitu patung burung garuda yang menyambut tinggu dipinggir jalan dekat SMP N 2 kuta utara *kalo ga salah, coba besok kapan2 saya make sure lagi deh*.

3. TRUK pembawa mesin2 berat kayak mesin genset...
ga lama, sekali acung jempol langsung dapet...nah,,ditruk inilah saya paling lama diperjalanan hingga pada akhirnya saya tahu nama pak sopirnya adalah Pak Anom *saya duduk di depan samping pak supir*,,, rambutnya gondrong, dan jujur saja agak bau keringat yg sensional dengan kecut nrucutnya,,,*maaf,,,tapi bau badan nggak ada yg salah buat saya, saya juga gitu kadang2,,,its normal Pak,,nggak perlu tersinggung ya,,hehe*...beruntungnya karena pak supir ini mau ke sunset road yang deket dengan seminyak,paling enggak saya bisa jalan kaki dr sunset road ke seminyak,,,sampek akhirnya saya menemukan jalan baru tapi setelah saya pikir2 ternyata jalan baru yg ditunjukin pak supir ini ternyata muter jauh dari jalan yg biasa saya lewatin,,sampek kena macet yang bikin saya belaga kayak kondektur propesional tapi saya yakin pak sopir ga merasa kebantu sama sekali kecuali saya bilang "hoooooop" setiap kali mau mentog ke pohon apa trotoar...pokoknya seru deh perjalanan saya waktu itu...terimakasih pak bli yang mau boncengin saya naik motor, terima kasih mas dr kediri yg mau dempet2an sama saya padahal saya cuman nebeng,,dan terima kasih buat pak anaom yg mau mendengarkan aba2 kondektur abal2 saya, hingga pada akhirnya saya tidak terlambat ke tempat kerja...kalopun ada yg telat yaitu sms teman saya, gini "han, kamu berangkat jam berapa dr kos? aku mau main bola nieh?",,padahal pas dapet sms ini saya udah  ada disamping tempat kerja lg nglisis ngrokok,,,dengan isengnya saya balas "iyaaa,,,ntar aku usahain nggak telat deh,,soalnya motornya lagi dipakek nieh"....saya nglihat muka temen saya kaget pas nglihat saya tiba2 masuk...

gitu,,,,kekuatan jempol ala saya..
bisa membawa saya dr kebo iwa, denpasar sampek seminyak, kuta,,,,,GRATISS.